TAFSIR MIMPI -SIRI 3

Mimpi terbagi dua: mimpi yang benar dan yang batil. Mimpi yang benar ialah yang dialami manusia tatkala kondisi psikologisnya seimbang dan keadaan cuaca sedang seperti ditandai oleh bergoyangnya pepohonan hingga berjatuhannya dedaunan. Mimpi yang benar tidak didahului dengan adanya pikiran dan keinginan akan sesuatu yang kemudian muncul dalam mimpi. Kebenaran mimpi juga tidak ternodai oleh peristiwa junub dan haid. Adapun mimpi yang batil ialah yang ditimbulkan oleh bisikan nafsu, keinginan, dan hasrat. Mimpi demikian tidak dapat ditakwilkan. Demikian pula mimpi “basah” dan mimpi lain yang mewajibkan mandi dikategorikan sebagai mimpi yang batil karena tidak mengandung makna. Sama halnya dengan mimpi yang menakutkan dan menyedihkan karena berasal dari setan. Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari setan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita, sedang pembicarana itu tiadalah memberi mudharat sedikitpun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah dan kepada Allahlah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal.” (al-Mujaadilah: 10) Jika seseorang mengalami mimpi yang tidak disukai, disunnahkan melakukan lima perbuatan. Yaitu, mengubah posisi tidur, meludah ke kiri sebanyak tiga kali, memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk, bangun dan shalat, dan tidak menceritakan mimpinya kepada siapa pun. Ustadz Abu Sa’ad berkata, “Pelaku mimpi hendaknya memelihara etika yang perlu dipegang teguh dan memiliki batasan-batasan yang selayaknya tidak dilampaui. Demikian pula halnya dengan pentakwil.” Etika pelaku mimpi ialah, pertama, dia tidak menceritakan mimpinya kepada orang yang hasud sebagaimana dikatakan Ya’kub kepada Yusuf, “Ayahnya berkata, ‘Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudarasaudaramu, maka mereka akan membuat makar untuk membinasakanmu.’” (Yusuf: 5) Kedua, jangan menceritakan mimpinya kepada orang yang bodoh. Nabi saw. bersabda, “Janganlah kamu menceritakan mimpimu kecuali kepada orang yang dicintai atau kepada orang yang pandai.” Ketiga, janganlah menceritakan mimpi kecuali secara rahasia karena dia pun melihatnya secara rahasia pula. Jangan menceritakannya kepada anak-anak dan wanita. Sebaiknya mimpi itu diceritakan menjelang awal tahun dan pada pagi hari, bukan sesudah keduanya lewat. Adapun etika pentakwil ialah sebagai berikut. Pertama, jika saudaranya menceritakan mimpi kepadanya, maka katakanlah, “Aku kira mimpi itu baik.” Kedua, hendaknya menakwilkan mimpi dengan cara yang paling baik. Diriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda, “Mimpi akan terjadi sebagaimana ia ditakwilkan.” Juga diriwayatkan bahwa beliau bersabda, “Mimpi itu bagaikan kaki yang menggantung selama belum diungkapkan. Jika telah diungkapkan, maka terjadilah.” Demikian yang disebut dalam as-Silsilah ash-Shahihah. Ketiga, menyimak mimpi dengan baik, kemudian menjawab si penanya dengan jawaban yang mudah dipahami. Keempat, jangan tergesa-gesa menakwilkan mimpi. Lakukanlah dengan hati-hati. Kelima, menyembunyikan mimpi dan tidak menyebarkannya sebab ia merupakan amanat. Jangan menakwilkan mimpi ketika matahari terbit, ketika tergelincir, dan ketika terbenam. Keenam, memperlakukan pelaku mimpi secara berbeda. Janganlah menakwilkan mimpi raja seperti menakwilkan mimpi rakyat, sebab mimpi itu berbeda karena perbedaan kondisi pelakunya. Ketujuh, merenungkan mimpi yang dikemukakan kepadanya. Jika mimpi itu baik, maka takwilkanlah dan sampaikanlah kabar gembira kepada pelakunya sebelum mimpi itu ditakwilkan. Jika mimpi itu buruk, maka janganlah menakwillkannya atau takwilkanlah bagian mimpi yang takwilnya paling baik. Jika sebagian mimpi itu merupakan kebaikan dan sebagian lagi keburukan, maka bandingkanlah keduanya, lalu ambillah mimpi yang paling tepat dan paling kuat pokoknya. Jika pentakwil mengalami kesulitan, bertanyalah kepada pelaku mimpi ihwal namanya, lalu takwilkannya berdasarkan namanya itu.

Paparan singkat ini cukup kaya bagi orang yang mau merenungkannya dan mencermati maknanya. Kalaulah kami memaparkannya secara panjang lebar, niscaya menimbulkan kebosanan dan kejemuan. Kami berharap kepada Allah Ta’ala kiranya buku ini bermanfaat bagi kita dan kiranya Dia melindungi kita dari ilmu yang tidak bermanfaat, perut yang tidak pernah kenyang, nafsu yang tidak mau tunduk, doa yang tidak diterima, tabiat yang menyeret kepada ketamakan, dan ketamakan yang tidak pernah berakhir. Sesungguhnya Allah Ta’ala Mahakuasa atas segala yang dikehendakiNya, serta Maha melakukan apa yang dituju-Nya. Cukuplah bagiku Allah. Dialah sebaik-baik Pelindung

—————————————————————————————————————————————————

Tafsir Mimpi

Menurut Islam dan Barat

Tafsir mimpi menurut Islam:

Imam Ibnu Sirin, dalam bukunya Tafsir Mimpi Menurut Islam, berkata: Tidak semua mimpi dapat ditafsirkan makna yang terkandung didalamnya. Ada kalanya mimpi bagaikan angin lalu namun ada yang benar-benar menjadi kenyataan. Mimpi insan yang bertakwa merupakan perkhabaran yang akan berlaku, kerana Rasulullah tidak bermimpi melainkan mimpi baginda menjadi kenyataan. Sedangkan mimpi insan yang tidak beriman merupakan berita yang disebarkan oleh syaitan. Dalam suatu riwayat dikisahkan, seorang wanita bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya saya bermimpi melihat sebahagian tubuh baginda berada di rumahku.” Baginda menjawab, “Sesungguhnya Fatimah akan melahirkan seorang anak lelaki, kemudian engkau yang akan menyusukannya.” Tidak lama kemudian Fatimah melahirkan Hussein dan disusukan oleh wanita tersebut. Sesungguhnya mimpi itu dapat ditafsirkan, namun tidak semua orang mampu mentafsirkan kebenarannya. Semoga buku ini dapat membantu dalam menjawab makna mimpi anda, insya Allah. Tambahan pula, mimpi diakui adanya dalam syariat Islam. Sedangkan ilmu untuk mentakwilkan, mentakbirkan atau mentafsirkannya diiktiraf oleh ramai ulama. Ramai ulama yang ingin mendalami masalah takwil atau tafsir mimpi tetapi tidak ramai yang mengetahuinya kerana susahnya. Al-Imam Ibnu Syahin, dalam mukadimah kitabnya Al-Isyarat Fi Ilmi al-’Ibarat, berkata: “Islam mencerca ilmu tenung kerana hanya Allah-lah yang mengetahui masalah ilmu ghaib. Saya menghindari ilmu-ilmu seperti itu dan tidak meminatinya, dan saya ingin membuat buku yang dapat mendedahkan perkara-perkara ghaib yang sememangnya diakui oleh syarak, iaitu ilmu takwil dan ta’bir mimpi.” Menurut ahli-ahli ta’bir, mimpi ada tiga macam: 1. Peristiwa yang menggembirakan yang benar yang terjadi setelah bermimpi, dan ini tidak memerlukan penafsiran. 2. Mimpi yang batil atau permainan syaitan, iaitu mimpi yang tidak dapat diperincikan oleh orang yang bermimpi. Ertinya orang yang bermimpi itu tidak sanggup mengingat tertib atau jalan cerita mimpi itu. Mimpi seperti ini dianggap batil dan tidak mempunyai sebarang makna atau takwil. 3. Keinginan nafsu. Seperti kita ketahui nafsu ada tiga, iaitu nafsu mutmainnah, nafsu lawwamah dan nafsu ammarah. Mimpi seperti ini terjadi kerana pengaruh fikiran seseorang. Sesuatu yang dia lakukan atau dia khayalkan siang hari atau menjelang tidurnya selalu menjelma ketika tidurnya.

Tafsir mimpi menurut Barat:

Tafsir mimpi telah diamalkan sejak zaman Babilonia beribu-ribu tahun yang lalu. Aflatun, Aristu, Cicero, Kitab Injil, Shakespeare, Goethe dan Napoleon percaya bahawa mimpi tertentu meramalkan. Manusia sudah mentafsirkan lambang dalam mimpinya menurut tamadun dan masyarakatnya. Tidak ada apa pun yang memuncul dalam mimpi secara kebetulan, tiap gambaran adalah lambang yang dihargai yang merujuk kepada kehidupan anda dan fikiran yang paling dalaman anda. Biasanya bahagian yang paling mengelirukan adalah juga bahagian yang paling penting untuk memahami. Mimpi ada tiga macam: 1. Mimpi jasmaniah. Mimpi ini tidak penting dan disebabkan oleh fikiran yang bangun dan bimbang, demam, ramuan ubat dan dadah, penyakit. Mimpi ini tidak meramalkan. 2. Mimpi subjektif yang berdasarkan pandangan sendiri. Mimpi ini penuh lambang dan meramalkan, walau bagaimana pun makna betul tersembunyi di lambang dan kias. 3. Mimpi rohaniah. Mimpi ini dilaksanakan oleh roh sendiri dan meramalkan. Mimpi boleh melebih-lebihkan. Semua mimpi bukan menggembirakan atau meramalkan. Mimpi ngeri boleh meninggalkan tanggapan tahan lama yang menakutkan. Bila tertidur, fikiran taakulan tidak aktif, jadi fikiran mimpi melebih-lebihkan dan mengherotkan gambaran dalam mimpi sehingga merangsang atau menakutkan.

Mimpi-mimpi ngeri:

Jangan khuatir jika anda bermimpi ngeri. Mimpi-mimpi begitu biasanya hanyamembesar -besarkan situasi yang anda sedang alami atau sesuatu kejadian yang akan berlaku. Mimpi ngeri biasanya mencerminkan sesuatu yang ada kena-mengena dengan situasi di masa lampau/ masa kini atau bakal kejadian tersebut akan terjadi. Malah oleh kerana anda sudah ditunjukkan adanya situasi/kejadian yang negatif tersebut dalam mimpi anda maka kesannya tidak akan menjadi begitu kuat bagi anda. Sudah tentu elemen kejutan itu akan lebih kurang. Jadi janganlah anda risau jika mimpi ngeri anda itu sangat menakutkan…..bersamb.

0 ulasan:

Catat Ulasan